Perkenalkan namaku Beby Adila , aku biasa dipanggil Beby .
Hidupku berjalan wajar seperti halnya anak-anak yang lain, belajar dan bermain
,sampai pada suatu hari aku menganjak remaja dan bertemu dengan
pangeranku,namanya Adhan. Adhan adalah seseorang yang memang aku kagumi dari
dulu.
Perkenalan kami sudah lama bahkan sejak
aku duduk di Sekolah Dasar entah bagaimana dan darimana kami akhirnya memulai
kedekatan saat aku duduk dibangku kelas 2 SMP . Hanya bermula keisenganku dan
akhirnya mulai tumbuh benih-benih Cinta diantara kami, tidak berapa lama
kemudian dia menyatakan cinta padaku. Rasanya masih aneh, mempunyai seorang
pacar, maklum saja baru kali ini. Diawal-awal semuanya terasa begitu
menyenangkan, tetapi tidak berapa lama kemudian dia berubah. Dia semakin sibuk
dengan urusan sekolahnya, komunikasi hanya terjalin saat aku yang memulai, dan
semakin kesini akupun tak dihiraukan. Entah hanya perasaanku atau memang aku
tak berharga dimatanya. Aku menceritakan hal ini pada kawanku, aku benar-benar
tak tahan menahan segala sesuatunya sendiri.
“Dia kayaknya menjauh… Sms, telfon gak
pernah di gubris segitu sibuknya yah dia?” kataku pada sahabatku.
“Iya,sibuk mungkin dia itu” kata seorang
sahabatku, Oktaviani.
“Selingkuh dia itu Beb, pasti deh.” kata
salah seorang kawan yang juga dekat denganku meskipun tak sedekat Oktaviani
kala itu.
Serius aku drop habis denger dia
ngomong. Cuma bisa tenangin hati dan bilang, “ Aku percaya dia.”. Temanku cuma
ketawa, mungkin dia bercanda tapi sungguh kecurigaanku dimulai saat itu. Akun
facebooknya saja aku tak tau, aku tanya dia mengelak awalnya aku tak curiga,
pengalaman pertama ini benar-benar membuatku banyak mengetahui hal-hal yang
sebelumnya ku anggap tabu.
Sampai pada akhirnya, aku mengetahui.
Meskipun hanya bermodal nama bukan sandinya. Aku coba melihat satu persatu
status, komentar dan kirimannya bersama teman-temannya. Agak miris rasanya
melihat itu semua. Aku tiba-tiba merasa ada sesuatu yang ganjil. Tapi aku tetap
diam. Aku lebih sering diam ketika aku kecewa, dan dia seakan-akan tak pernah
mau tau itu. Aku tetap diam karna aku sayang dia.
3 bulan berlalu. keadaan memaksaku untuk
mengakhiri hubungan kami, bukan karena pihak ketiga ataupun aku tak sayang
lagi, tapi ada satu hal yang membuat aku benar-benar merasa harus melakukan
ini. Dan KAMI PUTUS. Penyesalan ada saat itu juga, tp perkataannya seolah tak
sedikitpun berniat mempertahankan hubungan ini dan semakin meyakinkanku bahwa
dia tak menyayangiku. Tepat hari kami putus itu ada sebuah pesta syukuran
dirumahku, dia datang. Senyumnya membuatku yakin, dia ingin berpisah. Entah aku
yang tak mengerti atau ini yang memang terjadi.
Keesokan harinya, semua berubah
kedekatan dan kehangatan yang sudah lama tak kurasakan kini tiba-tiba muncul
kembali. Begitu cepat rasanya, komunikasi kami berjalan lancar layaknya dulu
saat kami PDKT. Aneh sekali, kenapa baru sekarang? Kenapa? Ingin sekali aku
menangis dan menyesali semuanya tapi aku tahan air mataku. Aku tau dia tak
pantas mendapatkan ini. Malamnya kami telfonan… banyak sekali yang kami
ceritakan, aku kangen saat saat seperti ini. Indah sekali, dia membuatku
melayang. Aku tersenyum dalam sakit hati yang masih sangat membekas disaat kami
harus mengakhiri hubungan.
Saat tahun baru, Adhan mengirim pesan
kepadaku, dia menyatakan cinta. Singkat cerita, itu bukan Adhan. Seorang
perempuan menelfonku, mencaci makiku dan aku cukup terpukul dengan hal itu. Aku
tak tahu dia siapa. Tak kuceritakan hal itu pada Adhan, aku benar-benar bingung
dengan keadaan ini. Entah apa yang sedang terjadi. DIA PUNYA PACAR.
Awalnya aku ingin mengenal pacarnya,
mungkin dia orang terbaik saat itu fikirku. Tapi sayang ternyata dia sangatlah
jutek terhadapku, dia cemburu dan tak menyukaiku sama sekali. Aku memang dekat
dengan Adhan semenjak kami putus bahkan sebelum aku mengetahui dia punya pacar
dia sempat bertanya apakah aku menyayanginya. Aku tak peduli saat itu . Aku
takut perempuan saat malam tahun baru kemarin yang mengerjaiku. Ternyata aku
salah itu bernar-benar dia tapi semua sudah terlambat. Perasaan cemburu
tiba-tiba ada dibenakku. Marah, kecewa, sedih dan menyimpulkan dia sudah
melupakanku. Dia tetap mendekatiku dan tak ada salahnya bagiku karna kami hanya
sebatas kakak dan adik.
AKU PUNYA PACAR. Awalnya dia benar-benar
tidak setuju. Dia terang-terangan melarangku berpacaran, selagi kami putus
dulu. Tapi aku bersikeras ini LDR dan akhirnya dia mengizinkanku. Meskipun
berat hati dan aku tahu tidak dari hatinya. Tapi kami tetap dekat. Pacarnya
berulang kali memarahiku, tapi saat itu juga Adhan membujukku… Dan hal yang
paling membuatku bingung, dia tahu bagaimana caranya membuatku luluh. Aku tidak
ada niat sama sekali merebutnya saat itu aku tahu persis kami sudah sama-sama
ada yang punya. Kami tetap jaga jarak.
Tepat 1 bulan aku berpacaran, aku putus.
Aku merasa sangat berdosa , semalam aku bersama Adhan. Bukan.. Bukan Adhan
penyebabnya, aku hanya takut semakin lama akan semakin menyakiti hati orang
lain yang hanya ku anggap sebagai kakakku. Aku pernah mencoba menjauh tapi
entah mengapa kami tetap dekat. Aku tak ingin merusak hubungannya benar-benar
tidak. Aku hanya menganggapnya sahabat saat itu. Entah bagaimana mereka
putus.
Hubungan kami semakin akrab saja setiap
harinya. Aneh.. sangat aneh. Kami hanya adik-kakak, tapi aku punya perasaan lebih.
Maaf, tapi dia yang memberikanku harapan. Dan saat itu, aku merasa benar-benar
menyayangi, ingin selalu bersamanya, senyum tertawa itu karena dia. Dia sering
membuatku menangi karena kecemburuanku
yang sebenarnya benar membuatku sakit. Tapi satu hal aku yakin, dia menyayangiku.
Aku harap itu benar. Jika tidak, aku akan menangis sekarang! Hahaha
Saat aku duduk dibangku kelas 1 SMA,
teman-temanku mengira dia pacaraku. Betapa tidak, aku pergi ke acara ulang
tahun sahabatku bersamanya, dia selalu hadir dalam setiap hariku. Temanku tahu
aku, aku tak menyembunyikan perasaanku. Entahlah yang penting aku sudah jujur.
Aku bukannya mengiyakan tapi semua penjelasanku serasa tak dipedulikan mereka.
Lucu sekali rasanya, hari demi hari,
hubungan kami makin tidak wajar saja sebagai teman biasa, tapi aku tak pernah
menuntut lebih. Dia bahkan sering bercerita kepadaku tentang perempuan yang
disukainya. Perempuan yang diharapkannya menjadi jodohya. Sakit. Sakiiiitt
sekali ! Di saat, aku berharap dialah jodohku. Dia mengharapkan orang lain, dia
bahkan sempat menyukai sahabatku sendiri . aku sempat berpura-pura menyukai hal
itu.
Pergi selama 1 bulan ke luar kota. Bukan
main rasa rindu yang ada, membara aku baru merasakan rasa rindu yang
benar-benar membuatku meneteskan air mata. Dia pantas mendapatkan ini. Dia
benar-benar membuatku jatuh cinta. Tak Cuma kali ini aku menangis, tapi berulang
kali. Tangisanku ini berbeda dengan tangisan sebelumnya, aku rindu tetapi aku
merasa dekat dan yakin aku benar-benar mencintai pangeranku itu. Aku tak
ingin dia mengetahui perasaanku.
Aku menceritakan laki-laki yang mungkin
aku suka, tapi sungguh sampai detik ini dialah laki-laki yang paling aku
cintai. Aku berusaha menjadikan diriku pandai dan mampu. Aku ingin membuktikan
kepadanya bahwa aku pantas bersamanya. Meskipun terdengar konyol dan
mengada-ngada tapi aku benar-benar menyayanginya. Aku sendiri tak tahu sampai
kapan. Dua tahun sudah hubungan tanpa status ini kujalani. Tak sedikit air mata
yang keluar, tak sedikit perjuangan yang kami lewati. Aku tak ingin semuanya
berakhir juga dengan tanpa status. Aku ingin dia yang menjadi pendamping
hidupku kelak, bukan orang lain, bukan siapa siapa tapi dia! Dan dia adalah
imamku kelak.
Berlebihankah ini ? Aku ingin dia cinta pertama
dan cinta terakhirku. Aku benar benar menyayangi dia, dia adalah sosok yang
mampu membuatku merasa nyaman,aman,tentram dan damai.
“Ya Allah, Jadikanlah dia jodohku kelak.
Imam untukku dan anak-anak kami kelak. Pertemukanlah kami kelak di Surgamu sebagai
sepasang suami istri yang paling berbahagia. Amin“
Kini semuanya tetap berjalan tanpa
status yang jelas, aku tak tahu apa benar harapanku ini? Atau dia hanya mempermainkanku,
tapi satu yang jelas.
“AKU MENCINTAIMU DULU, SEKARANG DAN
ENTAH SAMPAI KAPAN... HARAPANKU, KAULAH IMAMKU, KAULAH CINTA PERTAMA DAN
TERAKHIRKU, DAN KEKASIH DUNIA & AKHIRATKU.“. Aku tak ingin menjadi sekedar
rumah singgahmu, tapi ingin menjadi rumah abadimu, tempatmu bernaung dan sukses
sampai ajal menjemput KITA.
*created by Ayu Arvina Anwar